Frame Relay


BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi data di Indonesia saat ini telah menjadi satu kebutuhan yang pokok terutama bagi perusahaan-perusahaan bisnis maupun institusi-institusi pemerintahan. Komunikasi yang terjadi tidak hanya sebatas satu area local tertentu saja tapi komunikasi dilakukan juga dengan area-area di wilayah lain sehingga membentuk satu area jaringan yang luas (WAN). Untuk melakukan koneksi di jaringan yang berskala luas biasanya dapat dilakukan dengan menyewa perantara penyedia jasa telekomunikasi. Namun cost yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut sangat mahal belum lagi harus dilengkapi peralatan perangkat-perangkat keras yang rumit dan mahal pula. Tidak semua perusahaan memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pengadaan fasilitas tersebut dan membayar sewa-sewa ke provider telekomunikasi (seperti sewa bandwidth ,dan sewa lain-lainnya). Banyak pilihan yang dapat digunakan seperti X.25, Frame Relay, atau ATM(Asynchronous Transfer Mode) untuk membangun sebuah interkoneksi jaringan WAN. Namun kita harus cermat dalam memilih, bagaimana kinerja dan biaya yang dihabiskan untuk pilihan-pilihan tersebut.

Frame Relay adalah salah satu solusi yang saat ini banyak digunakan untuk membangun jaringan interkoneksi yang berskala luas.

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, paper Jurnal ini bertujuan untuk

-Mengetahui konsep dan implementasi Frame Relay.

-Mengetahui bagaimana kehandalan Frame Relay dalam menangani masalah interkoneksi.

C. Metode

Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini : Metode studi pustaka, artikel-artikel di website.

BAB II. LANDASAN TEORI

  1. Pengantar Frame Relay

Frame Relay merupakan protokol WAN yang memiliki performa tinggi.

Beroperasi pada physical layer dan data link layer OSI referensi model, Frame Relay merupakan komunikasi data packet-switched yang dapat menghubungkan beberapa perangkat jaringan dengan multipoint WAN. Frame Relay merupakan standar yang dikeluarkan oleh CCITT (Consultative

Committee for International Telegraph and Telephone) dan ANSI (American National Standards Institute) untuk proses pengiriman data melalui PDN (Public Data Network). Pengiriman informasi dilakukan dengan membagi data menjadi paket. Setiap paket dikirimkan melalui rangkaian WAN switch sebelum akhirnya sampai kepada tujuan. (www.total.or.id,Pengertian Frame Relay)

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frameframe akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.(www.mudji.net)

Standar internasional untuk akses jaringan dengan penyakelaran paket yang pertama muncul adalah X.25, yang direkomendasikan oleh CCITT (kini ITU-T) pada tahun 1976. Frame Relay yang muncul setelah X.25 ternyata jauh lebih efektif daripada X.25, karena X.25 kerjanya menjadi lambat karena adanya koreksi dan deteksi kesalahan. Frame Relay memiliki sedikit perbedaan; ia mendefinisikan secara berulang header-nya pada bagian awal dari frame, sehingga dihasilkan header frame normal 2-byte (satu byte atau octet terdiri dari delapan bit). Header Frame Relay dapat juga diperluas menjadi tiga atau empat byte untuk menambah ruang alamat total yang disediakan. Piranti-piranti pengguna ditunjukkan sebagai pengarah-pengarah LAN, karena hal tersebut merupakan aplikasi Frame Relay yang berlaku secara umum. Tentu saja mereka dapat juga merupakan jembatanjembatan LAN, Host atau front-end processor atau piranti lainnya dengan sebuah antarmuka Frame Relay. (www.elektro-indonesia.com, Frame Relay dan Perkembangannya)

Sebuah jaringan frame relay terdiri dari “endpoint” (PC, server, computer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1). Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda:












Gambar jaringan Frame Relay (www.mudji.net)

  1. • DTE: Data Terminating Equipment DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini mencakup “endpoint” dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran informasi.
  2. • DCE: Data Communication Equipment

DCE adalah perangkat “internetworking” pengontrol “carrier”. Perangkat-perangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE. (www.mudji.net, Telecommunications And Internetworking)

  1. Format Frame Relay

Format Frame Relay terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

  1. Flags

Membatasi awal dan akhir suatu frame. Nilai field ini selalu sama dan dinyatakan dengan bilangan hexadesimal 7E atau 0111 1110 dalam format biner. Untuk mematikan bilangan tersebut tidak muncul pada bagian frame lainnya, digunakan prosedur Bit-stuffing dan Bit-destuffing.

  1. Address

Terdiri dari beberapa informasi:

  1. Data Link Connection Identifier (DLCI), terdiri dari 10 bita, bagian pokok dari header Frame Relay dan merepresentasikan koneksi virtual antara DTE dan Switch Frame Relay. Tiap koneksi virtual memiliki 1 DLCI yang unik.
  2. Extended Address (EA), menambah kemungkinan pengalamatan transmisi data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan
  3. C/R, menentukan apakah frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Response)
  4. FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan
  5. BECN (Backward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch FR tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal
  6. Discard Eligibility, menandai frame yang dapat dibuang jika terjadi kongesti di jaringan

  1. Data

Terdiri dari data pada layer di atasnya yang dienkapsulasi. Tiap frame yang

panjangnya bervariasi ini dapat mencapai hingga 4096 oktet.

  1. Frame Check Sequence

Bertujuan untuk memastikan integritas data yang ditransmisikan. nilai ini

dihitung perangkat sumber dan diverifikasi oleh penerima. (id.wikipedia.org,

Frame Relay)

Header Frame Relay terdiri dari deretan angka sepuluh bit, DLCI (Data Link Connection Identifier)-nya merupakan nomor rangkaian virtual Frame Relay yang berkaitan dengan arah tujuan frame tersebut. Dalam hal hubungan antar kerja LAN-WAN, DLCI ini akan menunjukkan port-port yang merupakan LAN pada sisi tujuan yang akan dicapai. Adanya DLCI tersebut memungkinkan data mencapai simpul (node) Frame Relay yang akan dikirimi melalui jaringan dengan menempuh proses tiga langkah yang sederhana yakni:

  • Memeriksa integritas dari frame-nya dengan menggunakan FCS (Frame Check Sequence). Jika melalui pemeriksaan ini diketahui adanya suatu kesalahan, frame tersebut akan dibuang.
  • Mencari DLCI dalam suatu tabel. Jika DLCI tersebut tidak didefinisikan untuk link (hubungan) yang dimaksud, frame akan dibuang. Mengirim ulang (disebut merelay) frame tersebut menuju tujuannya dengan mengirimnya ke luar, ke port atau trunk (jalur) yang telah dispesifikasikan dalam daftar tabelnya.

Dengan demikian, simpul Frame Relay tidak melakukan banyak langkah pemrosesan sebagaimana halnya dalam protokol-protokol yang mempunyai keistimewaan penuh seperti X.25. Deskripsi yang menunjukkan pemrosesan langkah-langkah untuk error recovery (pemulihan akibat adanya kesalahan) dan frame non-informasi untuk X.25 akan jauh lebih rumit. Rangkaian-rangkaian pada Frame Relay merupakan rangkaian Virtual Circuit (VC). VC ini diatur sejak awal secara administratif baik oleh operator

jaringan melalui sistem manajemen jaringan ( disebut PVC; permanent virtual

circuit), maupun melalui suatu basis call-by-call dalam aliran data normal dengan menggunakan suatu perintah dari pengguna jaringannya (disebut SVC; switched virtual circuit). Untuk X.25, metode normal penciptaan panggilan (call set-up) adalah dengan SVC. Karena VC pada Frame Relay pada umumnya menentukan atau mendefinisikan suatu hubungan antara dua LAN. Sebuah VC baru tentu dibutuhkan jika akan memasang sebuah LAN yang baru ke jaringan tersebut, yang dapat di-setup melalui PVC atau SVC.

  1. Virtual Circuit (VC) Frame Relay

Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay (frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu koneksi fisik antara “endpoint” dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit (VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran informasi dalam jaringan.Terdapat dua tipe virtual circuit (VC):

• Switched Virtual Circuit (SVC)

• Permanent Virtual Circuit (PVC)

  1. Switched Virtual Circuit (SVC)

Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC:











Gambar SVC (www.mudji.net)

1 . Call setup > Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit (vc) antar dua

















2. Data transfer > Kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui virtual circuit (vc).













3. Idling > Pada kondisi “idling”, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi transfer data telah berhenti














4. Call termination > Setelah koneksi “idle” untuk beberapa perioda waktu tertentu, koneksi antar dua DTE akan diputus.














Permanent Virtual Circuit (PVC














PVC adalah jalur/path tetap, oleh karena itu tidak dibentuk berdasarkan permintaan atau berdasarkan “call-by-call”. Walaupun jalur aktual melalui jaringan berdasarkan variasi waktu ke waktu (TDM) tetapi “circuit” dari awal ke tujuan tidak akan berubah. PVC adalah koneksi permanen terus menerus seperti “dedicated point-to-point circuit”. Perbandingan PVC dan SVC. PVC lebih populer karena menyediakan alternatif yang lebih murah dibandingkan “leased line”. Berbeda dengan SVC, PVC tidak pernah putus (disconnect), oleh karena itu, tidak pernah terdapat status “call setup” dan “termination”. Hanya terdapat 2 status.

• Data transfer

• Idling

BAB III. PEMBAHASAN

  1. Frame Relay

Frame Relay bukanlah teknologi yang baru, Proposal awal mengenai

teknologi Frame Relay sudah diajukan ke CCITT semenjak tahun 1984, namun perkembangannya saat itu tidak signifikan karena kurangnya interoperasi dan standarisasi dalam teknologi ini. Perkembangan teknologi ini dimulai di saat Cisco, Digital Equipment Corporation (DEC), Northern Telecom, dan StrataCom membentuk suatu konsorsium yang berusaha mengembangkan frame relay. Selain membahas dasar-dasar protokol Frame Relay dari CCITT, konsorsium ini juga mengembangkan kemampuan protokol ini untuk berinteroperasi pada jaringan yang lebih rumit. Kemampuan ini di kemudian hari disebut Local Management Interface (LMI). Frame Relay memiliki kemampuan yang lebih efektif dari teknologi pendahulunya X.25. Frame Relay dinilai lebih cepat karena memiliki solusi untuk penanganan kesalahan / error pada paket yang dikirim dengan cara simpel. Frame Relay juga menjadi lebih sederhana ketimbang X.25 yang memiliki proses-proses yang rumit dalam protokol-protokolnya.

Frame Relay muncul sebagai teknologi yang memiliki performansi dengan kecepatan tinggi dan dinilai murah ketimbang teknologi-teknologi lain seperti Wireless.

Sebagai contoh, jika kita ingin memulai untuk berbisnis ISP, modal peralatan yang perlu kita miliki :

Perangkat Frame Relay

  1. Sepasang modem Frame Relay (second hand) sekitar 6 juta rupiah (one time)
  2. Router Cisco 2500 series (second hand) sekitar 4 juta rupiah (one time)
  3. Registrasi Frame Relay Lintas Arta dan biaya instalasi 2 juta rupiah (one time)
  4. Akses Internet Lintas Arta 64 kbps sekitar 7 - 9 juta rupiah per bulan
  5. Kapasitas hingga 2 Mbps
  6. Total investasi 12 juta rupiah.

* Catatan : Alternatif pengadaan perangkat akses adalah sewa, tarif sewa

bervariasi.

Perangkat Wireless LAN

  1. Sepasang Wireless LAN point to point sekitar $ 900 termasuk instalasi (one time)
  2. Tower triangle 32 meter sekitar 7 juta rupiah atau per meter 200 ribu rupiah (one time)
  3. Akomodasi dan transportasi tower sekitar 1 - 2 juta rupiah (Pulau Jawa)
  4. Biaya sewa lokasi di ISP Lokal, tarif bervariasi
  5. Kapasitas hingga 1 Mbps
  6. Total investasi 18 juta rupiah.

* Catatan : Khusus untuk perangkat akses Wireless LAN local loop (point to point)

Terlihat bahwa modal untuk pengadaan peralatan Frame Relay bisa lebih murah ketimbang untuk pengadaan perangkat Wireless. Selain itu juga terdapat kelebihan-kelebihan lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan mengapa menggunakan Frame Relay, yaitu :

  • Tingkat kehandalannya tinggi dengan dukungan sistem transmisi Fiber Optic dan network yang handal
  • Lebih ekonomis untuk berbagai tujuan karena menggunakan satu saluran fisik untuk menghubungi ke berbagai tujuan (star)
  • Dapat mengelola trafik data yang bersifat bursty
  • Dapat menggunakan berbagai protokol komunikasi dan jenis aplikasiMemiliki tingkat keamanan yang tinggi karena merupakan jaringan private

Dengan langkah-langkah penanganan terhadap kesalahan ataupun kegagalan saat proses, Frame Relay menjadi satu teknologi yang handal. Frame Relay juga compatible jika di joinkan dengan perangkat lainnya seperti X.25, SDLC, S.28, SNA ataupun ATM. Semua keuntungan-keuntungan inilah yang membuat Frame Relay banyak digunakan hingga sampai saat ini. Kita juga tidak perlu kesulitan untuk belajar konfigurasi karena konfigurasi-konfigurasi Frame Relay telah banyak dan gratis beredar diinternet. Untuk sebuah perusahaan atau instansi dapat memilih jaringan yang ingin digunakan, apakah bersifat private atau public. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Untuk jaringan public, perusahaan akan mendapati biaya yang lebih murah karena hanya dibebankan untuk membayar sewa pemakaian jaringan saja, karena seluruh perangkat jaringan Frame Relay (Frame Relay switching equipment) terletak di kantor pusat Perusahaan Jasa Telekomunikasi. Namun, keamanannya kurang karena seluruh proses komunikasi data ditangani oleh pihak penyedia jasa. Untuk jaringan private, memiliki tingkat sekuriti yang tinggi karena seluruh proses menjadi hak sepenuhnya perusahaan, bgaimana mekanismenya semua diatur oleh perusahaan sendiri. Namun, semua beban administrasi dan maintenance ditanggungjawabkan kepada perusahaan itu sendiri, juga untuk pengadaan

perangkat-perangkat jaringannya. Hal ini mengakibatkan untuk menggunakan

jaringan private perusahaan harus menyediakan dana yang lebih karena biaya, administrasi, maintenance, pengadaan perangkat, dan sewa pemakaian jaringan menjadi tanggung jawab perusahaan. Namun, meskipun begitu Frame Relay tetaplah teknologi yang tidak baru lagi. Saat ini telah berkembang teknologi-teknologi baru yang dibuat lebih canggih dari teknologi lama. Sebut saja seperti teknologi SSL VPN (Secure Socket Layer Virtual Private Network) dan MPLS (Multi Protocol Labeling Switching). SSL VPN (Secure Socket Layer Virtual Private Network) Pada teknologi SSL VPN menggunakan infrastruktur publik yang sudah ada di internet untuk melakukan pertukaran data antara kantor pusat sebuah perusahaan dan kantor cabangnya, berbeda dengan dengan Frame Relay yang menggunakan satu jalur tersendiri (bukan jalur internet). Hal ini mengingat kebutuhan mobilitas yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan rekanan bisnis atau untuk mendukung karyawan yang sedang bekerja mengerjakan proyek di lokasi lain (di lapangan) / mobile-worker.

















Gambar a. jaringan private melalui leased line (www.ristinet.com)
















Gambar b. jaringan private melalui internet (www.ristinet.com)

Pada gambar a menunjukkan jaringan yang menggunakan leased line. Jaringan ini merupakan jaringan tersendiri yang terpisah dari internet. Pada gambar b menunjukkan jaringan SSL VPN yang menggunakan jaringan internet publik untuk menghubungkan kantor pusat dengan kantor-kantor cabang. Resiko keamanan juga menjadi masalah yang krusial jika pengolahan data perusahaan dihubungkan langsung dengan internet. Hal ini dapat ditanggulangi dengan enkripsi yang disediakan SSL VPN. SSL memanfaatkan teknologi kunci public 40-bit dari RSA, yang ternyata dapat dijebol dalam waktu 1,3 hari dengan 100 komputer menggunakan brute-force attack. Ini tidak berarti teknologi SSL tidak bermanfaat. Tujuannya jelas, yakni agar biaya yang dikeluarkan oleh pihak penyerang lebih besar dari pada 'harga' informasi yang dienkripsi melalui SSL, sehingga secara ekonomi tidak menguntungkan.

BAB IV. KESIMPULAN

ü Frame Relay merupakan teknologi untuk komunikasi data yang memiliki performansi dengan kecepatan tinggi yang memecah data menjadi frameframe.

ü Implementasi Frame Relay yaitu pada jaringan publik dan jaringan privatenya

ü Jaringan publik Frame Relay memiliki keunggulan dari sisi biaya karena hanya dibebankan biaya sewa penggunaan jaringan saja.

ü Jaringan private Frame Relay memiliki keunggulan dari sisi keamanan karena seluruh mekanisme pada jaringan menjadi hak pengolahan sepenuhnya perusahaan.

ü Jaringan Frame Relay memiliki keunggulan dimana memiliki kehandalan yang tinggi jika didukung sistem transmisi dan network yang handal juga (seperti Fiber Optic), mampu mengelolah traffic data yang bersifat bursty, dan tingkat keamanan yang tinggi karena menggunakan jalur komunikasi khusus.

ü Jaringan Frame Relay memiliki kelemahan pada fleksibilitas karenamenggunakan jaringan khusus (bukan jaringan internet), dimana mengalami

kesulitan ketika mobile-worker bermaksud untuk mengakses jaringan

tersebut. Frame Relay bukanlah solusi terbaik untuk membangun jaringan komunikasi data karena masih memiliki kelemahan-kelemahan yang berisiko. Namun meskipun begitu Frame Relay bukanlah solusi yang buruk karena masih memiliki keunggulankeunggulan disisi lain.

DAFTAR PUSTAKA

www.total.or.id, Pengertian Frame Relay.

www.elektro-indonesia.com, Frame Relay dan Perkembangannya.

www.elektro-indonesia.com, Kontrol Kongesti pada Jaringan Frame Relay.

www.bumikupijak.com, Tips Membangun ISP.

www.mudji.net, Telecommunications And Internetworking.

id.wikipedia.org, Frame Relay.

www.ristinet.com, SSL VPN (Secure Socket Layer Virtual Private Network).



Recommended Posts :

0 comments:

Posting Komentar - Back to Content

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))